Sabtu, 10 Desember 2011

saat aku salah di mata orang lain

dulu saya adalah orang yang ceria di sebuah organisasi tersebut. namun sekrg, aku berubah. aku berubah karena hal yang menurutku sudah keterlaluan.
kisahku dimulai saat aku bergabung, aku orang yang cuek dan bisa dibilang semangat dalam tantangan tersebut. waktu demi waktupun aku lalui bersama mereka dengan susah dan senang. tak kukira salah satu dari 2 orang pemilik perusahaan tersebut menyatakan isi hatinya. dan sebenarnya, dia ingin langsung menikahiku.
namun, melihat kondisi aku yang masih kuliah, dan aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara yang sudak tak berayah, dia tak ingin egois... dia ingin aku lulus dan kerja dulu utk membiayai sekolah adik2ku.
ya, tak sempat aku bermimpi aku adkan ada di situasi dimana aku adalah tulang punggung keluarga. 
aku menerima maksud baik itu, keluargakupun menyetujinya asalkan menungguku selsai dari kuliahku.
namun, sahabatnya tidak mau menerima akan hal itu. dia merasa aku telh merebut sahabatnya darinya.
sungguh, aku tak bermaksud seperti itu.
kau tahu kawan, aku dulunya sangat akrab, bahkan tak pernah terlewatkan kata bercanda.
namun aku tak menyangka, dibalik sifat baiknya yang awal aku lihat, dia memiliki sifat yang menurutku tak wajar. dia(temannya calon suamiku), hanya ingin mengerti tanpa mau berusaha mengerti kondisi orang2 disekitarnya.
bahkan dia berfikir bahwa apa yang dia fikirkan dan lakukan adalah yg terbaik untuk semuanya..
padahal dia tak tahu bahwa satu sisi dalam orang2 yg sebagian pernah mengisi hidupnya merasa terluka akan sikap dan prilakunya.
bahkan di memblokir pertemanan di jejaring sosial...
dan persepsi aku bahwa dia memang sudah tak lagi menganggapku. 
namun aku ambil positifnya, mungkin agar dia lupa dengan kekesalan yang ditimbulkan olehku akibat aku sering meminta waktu caLon suamiku.
saran untuk teman...
kawan, jika kau tak suka dengan orang lain, kau bilang langsung padanyapun sudah membuat hatinya terluka, apa lagi jika bukan sepenuhnya kesalahan itu dari orang yang kita maksud. apa lagi dengan sikap2 dan tinadakan kita yang tanpa kau sadari menambah luka dihatinya. cobalah bersifat lapang... mengerti... dan memahami. jgn menunggu utk selalau dipahami dan dimengerti.
hingga saat ini aku dan dia tak pernah lagi bertegur sapa. jgnkan berbicara, tersenyumpun aku enggan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar